Wednesday, December 7, 2016

Identifikasi Material Bangunan


Bangunan yang saya anggap menarik untuk saya identifikasikan adalah Gedung MRK, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha no. 10, Kota Bandung. Saya menganggap gedung ini sangat menarik dikarenakan banyak hal, namun utamanya adalah dua hal. 

Pertama, nilai sejarah yang terkandung dalam bangunan gaya belanda ini sangatlah menarik bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan baru dan modern yang biasa saya jumpai sehari-hari. Hal ini juga saya rasakan saat berkuliah di kelas-kelas mata kuliah Teknik Kelautan yang hampir selalu bertempat di Labtek VI. Segala hal, mulai dari pilar-pilar batu kali dan kanopi pendek tumbuhan-tumbuhan rambat yang menghias selasarnya adalah sesuatu yang belum saya lihat di tempat lain selain di kampus ITB. Hal itu menimbulkan kebanggan tersendiri terhadap ITB ini, sekaligus menyadarkan banyaknya tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa-mahasiswi yang berkuliah di sini.

Kedua, adalah fakta bahwa gedung ini adalah tempat bernaungnya fasilitas utama dan mungkin terpenting bagi KMKL-ITB, yaitu kesekretariatan himpunan ini. KMKL-ITB (Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan ITB) adalah sebuah Himpunan Mahasiswa Jurusan di bawah organisasi Keluarga Mahasiswa ITB yang menaungi mahasiswa-mahasiswi program studi Teknik Kelautan ITB. Banyak sekali aktivitas-aktivitas kemahasiswaan yang perlu dilakukan oleh KMKL-ITB, maka dari itulah dibutuhkan sebuah fasilitas tempat mahasiswa bisa belajar, berdiskusi, beristirahat dan bersosialisasi demi kelancaran aktivitas kemahasiswaan itu sendiri. Sekre ini selalu hidup oleh teman-teman saya, mahasiswa Teknik Kelautan, maka ketertarikan saya untuk memilih bangunan ini sebagai identifikasi material saya pun juga didasari karena banyaknya hal yang sudah saya lakukan di gedung ini.

Identifikasi Material Penyusun Bangunan

Gedung MRK ITB ini utamanya disusun oleh batu bata dan adukan semen sebagai pengikatnya, kayu sebagai penyusun kuda-kuda struktur atap bangunan dan kusen pintu serta jendela, keramik sebagai atap genteng, dan kaca sebagai jendela. Dengan estimasi kasar, didapatkan kira-kira presentase penyusunan material bangunan sebagai berikut:
  • 60% untuk batu bata
  • 25% untuk keramik
  • 10% untuk kayu
  • 5% untuk kaca
Karena mayoritas material penyusun bangunan ini adalah batu bata dan keramik, maka akan saya pilih kedua material tersebut untuk saya jelaskan lebih lanjut.

Batu Bata - Sejarah Singkat dan Proses Pembuatannya

By Pawel Wozniak - http://freestocktextures.com/texture/id/690, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=18603544
Batu bata merupakan salah satu material penyusun dinding yang paling umum digunakan saat ini. Batu bata memiliki sejarah yang kaya, karena sudah ditemukan bukti penggunaan batu bata paling awal sejauh tahun 5000 sebelum masehi. Banyak sekali jenis dari batu bata yang telah ditemukan dan digunakan oleh manusia. Batu bata yang sudah digunakan sejak dulu merupakan batu bata yang terbuat dari berbagai campuran tanah, pasir, air, dan agen pengikat seperti gabah atau jerami. Batu bata yang sudah digunakan sejak dulu tersebut biasa disebut mudbrick

Batu bata modern umumnya merupakan jenis dari fired bricks, yaitu batu bata yang dipanaskan (di-api-kan) dalam tungku agar memiliki durabilitas yang tinggi. Umumnya, komposisi dari batu bata adalah sebagai berikut
  1. Silika (pasir) - 50% sampai 60% dari berat total
  2. Alumina (tanah liat) - 20% sampai 30% dari berat total
  3. Kapur - 2 sampai 5% berat total
  4. Oksida besi - <7% berat total
  5. Magnesia - <1% berat total
Proses pembuatan batu bata itu sendiri sebenarnya sangatlah sederhana. Pertama-tama, campuran tanah liat dicampur dengan pasir, sebanyak 25%-30% untuk mengurangi shrinkage, atau susut. Setelah itu, campuran tersebut ditambahkan air secukupnya sampai diraih konsistensi yang diinginkan. Lalu, campuran tersebut ditekan ke cetakan dari baja oleh sebuah hydraulic press. Setelah campuran tersebut sudah berada dalam cetakan baja, campuran itu dibakar dengan suhu sekitar 900-1000 derajat celsius untuk mencapai durabilitas yang diinginkan.

Keramik - Sejarah Singkat

https://www.environment-textures.com/photoThumbnail/2016-03/14873-180141/photo-of-ceramic-roofs-textures-roof_640v640.jpg

Keramik adalah material padat inorganik dan nonmetalik yang terdiri dari atom-atom metalloid yang terikat secara ionik atau kovalen.

Kata "Keramik" sendiri merupakan turunan dari kata κεραμικός (keramikos), "untuk kerajinan keramik (pottery)". Tentu saja, penggunaan keramik paling awal yang ditemukan manusia adalah sebagai kerajinan keramik seperti vas dan bejana keramik. Namun, selain sebagai kerajinan, keramik juga ditemukan pada awal 3000 sebelum masehi dalam bentuk atap dari bangunan bangunan yang berlokasi di Lerna, Yunani.

Material keramik memiliki sifat yang hampir sama dengan beton, yaitu kuat dalam tekan namun lemah dalam geser dan tarik. Keramik juga bisa bertahan dari beberapa serangan kimiawi dari lingkungan yang asam ataupun kaustik. Keramik sangatlah bersifat tahan panas, karena keramik bisa tahan dari panas bersuhu 1000-1800 derajat celsius.

No comments:

Post a Comment