Oke, saya anak ITB, alhamdulillah diterima di program studi Teknik Kelautan beberapa tahun yang lalu. Apa berarti saya telah bisa menjelaskan setiap fase dan durasi pasang-surut Pantai Pangandaran? Apa berarti IPK saya selalu di atas tiga koma? Apa berarti, dengan saya anak ITB, saya tergolong pintar?
Oke, saya bawa mobil ke kampus. Apa berarti saya selalu bawa mobil? Apa saya tidak lelah dengan macet Cimahi-Bandung via Tol Pasteur dan kerusuhan Jalan Dr. Djundjunan? Apakah dengan keluarga saya bisa meminjamkan mobilnya untuk saya, dompet saya pasti sebegitu tebalnya sampai bensin dan parkir setiap trip saya tidak saya hiraukan? Apa berarti saya selalu free, selalu sedia untuk membantu kalian-kalian yang seenaknya meminta bantuan cuma karena saya punya mobil?
Oke, saya Mentor saat INTEGRASI lalu. Apa dengan begitu saya kenal semua anak mentor angkatan saya? Apa berarti saya benci dengan keamanan dan medik, dan saya sulit bekerja sama dengan mereka? Apa berarti setiap profil mahasiswa tahun pertama dan kedua saya terpenuhi, saya bisa mengulang potensi posisi dan peran mahasiswa, dan saya bisa meng-icebreaking setiap suasana? Apakah saya PASTI mendukung konsep INTEGRASI dan/atau OSKM yang sekarang?
-----
Oke, gini loh temen-temen.
Tolong buang segala persepsi murahanmu tentang semua orang. Tolong, tolong saya, jangan lagi berpikir bahwa SEMUA orang lain lebih bodoh, pola pikir orang lain tidak ada benarnya, dan semua orang itu melakukan semua hal tanpa alasan yang jelas.
Apakah maksud saya tidak ada orang yang bodoh, yang tidak benar dan tidak jelas alasannya? Tentu ada kawan, tentu.
Tapi apakah anda merasa sebegitu yakinnya, bahwa teman dekatmu lebih bodoh dari anda? Apakah secara statistik anda bisa memprediksi bahwa anda seorang jenius di antara kumpulan dungu? Singa di antara domba-domba?
Cobalah pikir lagi dengan lebih generous, lebih husnudzan, lebih baik. Teman anda tidak datang acara himpunan, atau forbas malam ini, apakah berarti dia malas, mager? Seorang antisosial? Seorang yang tidak suka dengan himpunan?
Coba mulai pikir, mengapa dia tidak datang? Alasan ketidakdatangan dapat dibagi dua golongan, yaitu memilih tidak datang atau terpaksa tidak datang. Memilih tidak datang? Terbagi jadi beberapa, yaitu di antaranya karena merasa tidak ada manfaatnya, ada manfaatnya namun masih berpikir aktivitas lain lebih bermanfaat, dan ada manfaatnya namun memilih tidak mengambil manfaat tersebut. Terpaksa tidak datang? Mungkin sakit, mungkin merasa potensi akan adanya bahaya, mungkin tanpa sumber daya untuk melakukan perjalanan, dan lain lain. Dan seterusnya.
Ingat, tidak ada kata mager di dalam sana, karena mager hanyalah alasan yang kita konstruksi untuk memperpendek alasan yang sebenarnya, entah kita sadari alasan tersebut ada ataupun tidak.
Masih berpikir orang lain bodoh? Masih berpikir mager itu males gerak?
----------------------------------------------------
Rumah, tanggal forbas OSKM 2017
Apakah dengan menulis ini, saya berarti sedang bermasalah dengan orang lain?
No comments:
Post a Comment