diem di depan hape, iseng scroll instagram, menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan standar, berniat meneruskan kegiatan ini sampai nanti malam saat ada janji berkopi ria bersama kawan-kawan. Pokoknya hari yang sangat biasa, sudah mulai tahap di suatu hari ketika kau tau hari ini akan jadi menyenangkan, mem-bete-kan, atau membosankan. Sebelum hal itu terjadi, semua audiens neuron-neuron otak aing mayoritas menggunakan hak pilih untuk mem-vote "hari yang membosankan" di antara pilihan-pilihan barusan. Yah, why not? Pergi pagi (agak lebih pagi dari biasanya) untuk kuliah jam 7 pagi, selesai jam 10, lalu ketika teman-teman lain mengambil kuliah pilihan prodi untuk menghabiskan jatah SKS, aing terlelap di sekre, sedikit menyesali beberapa keputusan dua semester lalu yang menyebabkan nilai aing anjlok sampai ga bisa ambil 24 SKS, jadi hari senin selalu sekosong ini.
Lalu, ingat aktivitas yang aing lagi lakuin? scroll instagram, ntaps kali kalian. Terpakulah kedua bola mata aing ke salah satu post dari seseorang yang udah lama aing ga sapa, ga chat, bahkan ga saling like instagram atau line. Post itu milik seseorang yang sangat penting di hidup aing, makanya aing rela berlama-lama ngeliatinnya (emang lagi gabut juga kan yak).
Selesai liat post-nya, yang.. should I say.. agak gapenting, aing cek profilnya. Iseng juga lagi ah. Di sana, tepat di profilnya yang sudah lama juga ga aing liat, ternyata tertera link tumblr seseorang itu. Cukup excited karena kepo
Apa yang aing temukan disana cukup.. breath-taking, to say the least.
Di sana, aing temuin seperti adanya tumblr seorang wanita kuliahan biasa, yang punya pacar dan (terlihat) sedang menjalani hidup yang luar biasa. Agak berbeda dengan filosofi aing, dia menggunakan tumblr itu sebagai media bukan hanya ketika dia sedang merasa ingin menulis dan/atau membagikan hasil jepretan foto (yang aing akui, cukup bagus), tetapi utamanya juga, ketika ia sedang merasa bahagia. Ya, bahagia! bukan rasa sedih atau bete atau lain yang sifatnya negatif! Wah ini tentu sebuah breakthrough di otak aing yang selalu mikir tulisan itu ditulis ketika penulisnya merasa emotionally vulnerable. Ah gitulah pokoknya.
Namun, bedanya dengan media sosial anak gadis muda biasa yang dilanda cinta-cintaan, travelling jauh nan alay dan/atau lagu taylor swift, dia terlihat sangat bukan seperti itu. Di tumblr itu aing menemukan sebuah keseimbangan yang harmonis, yang sehat antara post tentang cinta-cintaan, travelling jauh non alay (karena kampungnya memang jauh) dan Taylor Swift yang sampai saat ini (sepertinya) masih jadi idolanya. Aing tidak menemukan foto-foto pacaran alay, aing tidak menemukan postingan yang sangat berbau kesedihan atau kritik terhadap dunia ini, aing tidak menemukan banyak yang aing anggap normal untuk anak kuliahan jaman sekarang. Tidak. Yang aing temukan justru menunjukkan seorang wanita cerdas dan dewasa.
Ga, aing ga nemuin yang aing cari di sana. Aing ga nemuin postingan galau
Dan efeknya? Kenapa aing nulis panjang-panjang cuma buat
Setelah baca tumblr-nya sampai habis, aing merasa terinspirasi. Suatu kata yang jarang aing gunakan untuk merujuk aktivitas atau keadaan yang terjadi di hidup aing sendiri. Jarang aing merasa terinspirasi, karena aing merasa sudah banyak yang aing ketahui, sudah banyak yang aing rasakan. Tapi akhirnya aing merasa sudah cukup arogan diri aing ini. Aing setelahnya merasa sangat bahagia. Aing jadi merasa lebih bersyukur, ketika aing baca post dia tentang ibu pada Hari Ibu kemarin. Aing merasa overwhelmed, dengan perasaan bahagia yang aing jarang rasain - rasa bahagia tanpa syarat, tanpa aing butuh mendapatkan manfaat dalam bentuk apapun tapi cukup bahagia melihat orang lain bahagia.
Jadi, aing merasa sangat berterima kasih ke dia. Setelah baca, aing tersenyum sendiri lalu aing memutuskan pulang ke rumah, istirahat, mulai ngerjain tugas dan mulai peduli lagi dengan keadaan rumah yang ditinggal orang tua untuk pergi haji (alhamdulillah). Aing merasa punya idola baru. Bukan, bukan idola yang kalian kira selalu ada di hari-hari aing tanpa selesai memikirkannya, atau mencoba proses identifikasi berlebihan sampai aing ingin menjadi sama seperti dia, atau idola, like, suka dia sayang dia dan nungguin dia sampe putus sama pacarnya. Bukan, bukan itu. Aing mendapat idola baru, yaitu seseorang yang aing beri tempat spesial di hidup aing, yang tanpa ragu telah membuat diri aing jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Dulu, dia sempat memegang kuat tempat itu namun sempat aing obrak-abrik ketika kita menjauh. Tapi, tanpa satu pun melayang kata maaf (selain yang udah pernah diucapkan sebelumnya dulu) atau tanpa sempat pun bersalam-salaman atau berbasa-basi, aing merasa telah mendapatkan suatu hikmah yang begitu besar - yang membuat aing sampe sejauh itu ingin cepat pulang dan langsung menyalakan komputer untuk menulis ini, sekarang.
Kalo kamu baca ini sekarang (agak ga mungkin ((sangat ga mungkin)), tapi gapapa lah, bisi), terima kasih banget buat segalanya. Maaf lahir batin, kita belum sempat saling mengatakan hal itu, secara formal ataupun ikhlas. Semoga selalu bahagia, dirimu, aku akhirnya udah sepenuhnya percaya teman cowok-mu bakal membawa pikiran dan kedewasaanmu menuju tempat yang lebih baik lagi, dan semoga dia seserius itu untuk membahagiakanmu sampai akhir nanti. Semoga selalu dibanjiri oleh rejeki-Nya, rejeki Allah SWT, dan semoga rejeki itu selalu sampai kepada keluargamu, sahabat-sahabatmu, dan siapapun yang kamu anggap penting di hidupmu. siapa tau bener di hatimu ada sebersit permohonan maaf ataupun terimakasih padaku, tenang ae. Tentu saja aku lebih nunggu saat itu ketika kita sudah santai, sudah ngobrol lagi, di atas kopi, menertawakan segala hal yang kita lakuin dulu, dan aku janji ga bakal baper lagi (lol). Tapi ini pun cukup.
Pernah ga, sih? kalian cuma membaca beberapa post seseorang lalu setelahnya merasa bahwa hidup aing akan jauh lebih baik lagi?
Nah, segitu hebatnya orang itu di hidup aing.
Makasih, kawan! Semoga kita suatu saat benar-benar in the clear, benar-benar out of the woods.
RumahQ, 28 Agustus 2017, H+1 Day 2 Pesta Laut 2017, lelahnya masih menyangkut di tulang-belulang.
--Buat kau, yang agak lebih mungkin membaca ini, maafkan kalo post ini agak gimana-gimana. Tapi aku tau, dengan kedewasaanmu pasti kau ikut menghormati temanku ini, sama seperti aku. Suatu saat akan kuceritakan selengkapnya tentang aku dan temanku yang kuceritakan ini. Semangat terus berkemahasiswaan! Semoga masih kau inginkan penantianku, namun pada akhirnya semoga bisa kau raih kebahagiaan yang kau inginkan, terlepas adanya diriku maupun tidak--